Awan dan Nikmat Sang Maha Pemilik Alam Semesta

Seketika mata menoleh ke arah atas dan melihat awan
Terfikirkan tentang awan
Manusia sudah terlalu terbiasa dengan nya
Sampai terkadang mereka tidak menyadari keberadaannya
Bahkan seakan enggan untuk sekedar memandangnya

Matahari yang setiap harinya menerangi bumi
Bulan yang setiap malam memancarkan keindahan
Semua itu seperti sudah terlalu biasa untuk sekedar diperhatikan
bahkan hanya untuk sekedar disadari

Melihat disekitar, Pepohonan hijau yang mulai menghilang
Digantikan oleh tembok-tembok yang kadang melewati batas
Selokan yang ditutupi oleh pagar yang semakin lama semakin menjorok kedepan
Seakan sang pemilik tak memperdulikan akibatnya

Bukankah manusia sudah terlalu terbiasa dengan begitu banyak kenikmatan di dunia ini
hingga mereka lupa untuk sekedar
memandangnya…
memikirkannya…
memperdulikan…
dan mensyukurinya…

Terlintas dalam fikiran tentang Sang Maha Pemilik Alam Semesta
Kenikmatan yang diberikan terlampau banyak membuat manusia terbiasa dengannya
Hingga manusia lupa menyadarinya

Kenikmatan dalam kehidupan
Dari hari ke hari membuat manusia terlalu terbiasa dengannya
Hingga mereka lupa untuk menyadari, mensyukuri, memperdulikan.
Jangankan untuk berterima kasih pada Sang Pencipta
Menyadari pun tidak

Manusia terbiasa sadar jika
Nikmat sehat disaat sekarat
Nikmat harta saat tidak punya apa-apa
Bahkan Keluarga tercinta terasa hanyalah hiasan hidup semata

Apalagi yang manusia lupakan?
Menyadari dan Menghitung satu persatu
Akan membuatmu terbunuh secara perlahan…

Lalu apa arti kalimat yang sering didengar dan dilontarkan
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Karena pada kenyataannya Manusia sering kali mendustakan dan melupakan

Mulailah dari sekarang untuk selalu sadar dan bersyukur
Janganlah Terbiasa Lupa

#Admin

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Open chat
1
Kami akan membalas pada Hari dan Jam Kerja
Pukul 09.00 s.d. 15.00 WIB